Metodologi Perencanaan E-Business

Dapatkan dukungan manajemen eksekutif dan sponsor bisnis. Identifikasi tujuan bisnis utk selesaikan rencana e-bisnis . Identifikasi anggota tim dari individu-individu yg akan terliba

Uji normalitas data dalam penelitian

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain:

Tilawatil Quran KH. Muammar ZA

ngat jaman-jaman kecil dulu, anda pasti mengenal qori termasyhur pada era itu, ya Ustad H.Muammar ZA, kali ini saya ingin berbagi file ngaji atau tilawatil quran yang beliau baca dengan teman duetnya Ustad Chumaidi, Filenya ada beberapa.

Contoh Khutbah Bahasa Sunda

Surupna panon poe dina wanci magrib kamari, jadi ciciren rengsena ibadah saum urang salila sabulan campleng, kuru cileuh kentel peujit dina waktu sabulan, lantaran ngalaksanakeun saum jeung taraweh sarta ibadah–ibadah Ramadan

Ciri-ciri Pasar Monopoli

Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran yang ditandai oleh adanya satu penjual/produsen dipasar berhadapan dengan permintaan seluruh pembeli atau konsumen.

Wednesday, April 17, 2024

Definisi Stres Pada Remaja

a.    Definisi Stres

Stres adalah mekanisme pertahanan yang membuat kita tetap hidup dan respons terhadap lingkungan yang dapat melindungi kita. Stres Ini adalah keadaan tidak nyaman yang membuat semuanya merasa sudah berakhir. Perubahan positif seperti promosi, pernikahan, atau hubungan juga dapat menimbulkan tekanan. Stres adalah peristiwa yang dialami seseorang yang mereka yakini menimbulkan ancaman fisik atau psikologis yang mana peristiwa tersebut dinamakan stressor. Reaksi seseorang untuk bereaksi terhadap suatu peristiwa disebut respon stres (Pratiwi & Diah, 2022).

b.    Sumber Stres Remaja

Stres biologi secara umum, perubahan fisik pubertas terjadi dengan cepat antara usia 12 dan 14 tahun pada anak perempuan, dan pada anak laki-laki antara 13 dan 15 tahun. Tubuh remaja berubah begitu cepat sehingga dia merasa semua orang memperhatikannya. Jerawat juga bisa menjadi stres bagi remaja, terutama mereka yang berpikiran sempit tentang kecantikan.

Stres keluarga yaitu salah satu penyebab utama stres pada remaja adalah hubungan remaja dengan orang tua. Anak muda tidak hanya ingin mandiri dan bebas, tetapi juga ingin diperhatikan. Kurangnya perhatian yang diberikan orangtua karena sibuk bekerja ini juga sebagai salah satu masalah yang menyebabkan stress. 

Stres sekolah yaitu seperti stres karena keinginan untuk mendapatkan nilai bagus dan keinginan untuk berhasil dalam olahraga, terus menerus berusaha untuk tidak gagal dapat menjadi sumber stres bagi remaja.

Stres teman sebaya yaitu stres dalam kelompok sebaya cenderung meningkat di pertengahan tahun pembelajaran. Remaja yang tidak diterima oleh teman sebayanya cenderung depresi, introvert, dan memiliki harga diri yang rendah atau tidak merasa dihargai di lingkungannya. Beberapa remaja merasa bahwa alkohol, merokok, dan obat-obatan dapat mengurangi stres,tetapi secara psikologis tidak.

Stres sosial, remaja tidak memiliki tempat dalam masyarakat dewasa karena mereka tidak memiliki kebebasan berekspresi. Di sisi lain, masyarakat dan lingkungan juga merupakan faktor stres. Kurangnya hubungan interpersonal dan kurangnya pengakuan sosial merupakan sumber tekanan lingkungan dan sosial. Lingkungan sekolah atau kampus merupakan salah satu faktor yang membuat siswa atau mahasiswa stres. Tuntutan akademik yang tinggi, nilai ujian yang rendah, pekerjaan rumah yang berulang, harapan orang tua dan lingkungan sosial juga merupakan faktor yang membuat siswa stres (Nurmala, 2020).

 

 

 

 

 

c.     Jenis Stres

Menurut Rilando (2019) Shohimah & Ritanti (2022) terdapat dua Jenis stres diantanya yaitu:

1.    Eustres

Eustres  ialah stres dalam jangka pendek yang bisa jadi kekuatan. Meski sulit, stres semacam ini bisa dikelola dan bisa meningkatkan kegembiraan, kreativitas, motivasi, dan aktivitas fisik. Ambisi untuk bisa menang dikenal sebagai eustress, jadi ketegangan dan tekanan yang dialami bisa menjadi yang terbaik. Stres positif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis stres ini.

2.    Distres

Distres ialah stres yang terlalu berat dirasakan sehingga sulit untuk diatasi. Merasa tidak ada cara untuk melewati kejadian ini, yang dianggap meresahkan. Tekanan  rumah tangga, tempat kerja, di mana individu yang stres merasa terperangkap dalam situasi yang tidak dapat diubah, itu merupakan contoh dari distres

Karakteristik Remaja

Masa remaja ialah  masa yang seringkali diidentik dengan pencarian jati diri, karakter tersebut ada pada diri seorang remaja yang dijadikan sebagai ciri khas bagi seseorang yang dapat dinilai oleh masyarakat.

Terdapat 7 karakteristik remaja sebagai berikut;

1)    Pertumbuhan fisik

Masa remaja merupakan proses pertumbuhan fisik yang sangat pesat dan terlihat perbedaannya, pertumbuhan fisik yang biasa dialami remaja meliputi pertumbuhan tulang kaki, tulang tangan, serta otat-otot diseluruh bagian tubuh. Untuk memenuhi pertumbuhan fisik remaja harus mendapatkan gizi seimbang dan makanan yang baik agar pertumbuhan fisiknya tidak terhambat.

2)    Perkembangan seksual

Ada beberapa perkembangan seksual yang merupakan ciri khas dari pertumbuhan pada masa remaja, diantaranya yaitu jika laki-laki mulai produksi sperma ditandai melalui mimpi pada saat tertidur dan tanpa sadar mengeluarkan sperma. Apabila tanda yang terjadi pada  perempuan yaitu kematangan sel telur yang ditandai dengan peluruhan atau haid jika tidak dibuahi. Ciri lain yaitu pertumbuhan bulu pada daerah kemaluan, kulit menjadi lebih kasar, pori-pori mengalami peregangan yang dapat menimbukan jerawat pada remaja, pembesaran payudara dialami oleh perempuan, perubahan suara menjadi lebih berisi dan merdu dan biasanya dialami pada masa pertumbuhan remaja.

3)    Cara berfikir kausalitas

Faktor inilah yang menjadi sebab remaja melawan orangtua, guru, maupun lingkungan yang membatasinya dan masih menganggapnya sebagai anak kecil. Remaja yang ingin diberi kebebasan jika sedang melakukan sesuatu yang diminatinya, mereka juga tidak suka jika dilarang tanpa diberi alasan yang dianggap logis oleh remaja.

4)    Emosi yang membara

Ketidakstabilan hormon yang menyebabkan labilnya emosi pada remaja yang belum bisa dikendalikan dengan baik. remaja bisa merasakan kegembiraan yang sangat gembira dalam suatu waktu tetapi juga sering langsung berubah pada waktu yang sama menjadi perasaan sedih ataupun marah.

5)    Perkembangan sosial

Manusia adalah makhlukk sosiall yangg saling membutuhkann orangg lainn dalam menjalankann kehidupannya, maka masa remaja tuntutan untuk memiliki perkembangan dalam berprilaku sosial dan penyesuaian diri terhadap lingkungan menjadi salah satu yang harus terselesaikan agar tidak memiliki hambatan pada saat bersosialisasi dalam menjalankan kehidupannya.

6)    Perkembangan moral

Pada tahap perkembangan remaja, remaja akan memilih untuk mencoba mengambil keputusan secara mandiri, mengamati fenomena yang terjadi di lingkungan dan dijadikan perbandingan dengan apa yang telah dipelajari dan yang terjadi secara langsung di lingkungan masyarakat. Remaja biasanya dituntut agar mampu berfikir dan mengambil tindakan yang lebih kritis. Pada masa ini remaja memiliki pengetahuan yang lebih luas akan keadaan sesugguhnya tentang kehidupan, kejanggalan yang ditemukan antara teori yang dipelajari dengan kenyataan hidup yang sebenarnya sering kali membuatnya merasa bingung, tetapi ini adalah salah satu hal yang menjadi pemicu perkembangan kemampuan berfikir dalam ranah moral pada remaja.

7)    Perkembangan kepribadian

Biasanya seseorang akan mendeskripsikan oranglain dari penampilannya, sebenarnya itu merupakan cara penilaian yang tidak benar. Pada masa ini remaja seharusnya tidak menilai seseorang berdasarkan dari penampilannya saja. Peran orangtua sangat penting memberikan pelajaran mengenai hakikat saling menghargai orang lain dan tidak hanya menilai dari sepenglihatan saja seperti dari fisiknya (Shohimah & Ritanti, 2022).

Thursday, May 21, 2020

MANFAAT BELAJAR HIMPUNAN (MATEMATIKA) DALAM KEHIDUPAN SEHARI-SEHARI

Membahas mengenai manfaat himpunan dalam kehidupan sehari-hari, mengingatkan kita yang mungkin sebagai guru atau orang tua saat ada pertanyaan yang terlontar dari anak dengan wajah polosnya. “Apa manfaat himpunan dalam kehidupan kita sehari-hari?” Mereka belum tahu betapa pentingnya himpunan yang merupakan dasar dari segala ilmu Matematika.

 Dengan mempelajari himpunan, diharapkan kemampuan logika akan semakin terasah dan akan memacu kita agar kita mampu berpikir secara logis, karena dalam hidup, logika memiliki peran penting karena logika berkaitan dengan akal pikir. Banyak kegunaan logika antara lain:

 1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.

2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.

3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.

4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.

5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan serta kesesatan.

6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.

Konsep dan Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil yaitu antara 4 sampai 6 orang yang bersifat heterogen. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok,dimana kelompok yang mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan akan memperoleh penghargaan. Dengan demikian,setiap  anggota kelompok akan mempunyai  ketergantungan positif. Ketergantungan  itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Menurut Sanjaya (2007: 24), strategi pembelajaran kooperatif bisa digunakan manakala:

·         Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual dalam belajar.

·         Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar.

·         Jika  guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.

·         Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.

·         Jika guru menghendaki motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi siswa.

·         Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagi solusi pemecahan.

 

 Karakteristik dan Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran Kooperatif

            Menurut Sanjaya (2007: 242) karakteristik strategi pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

·         Pembelajaran secara tim

·         Didasarkan pada manajemen kooperatif

·         Kemauan untuk bekerjasama

·         Keterampilan untuk bekerjasama

Contoh Surat Permohonan Izin Belajar Diluar Jam Kantor


Bagi anda yang sedang/ingin kembali kuliah S2 disuatu intansi tentunya memerlukan surat permohonan ijin untuk melanjutkan Studi. Hal ini sebagai bentuk etika kita untuk kulo nuwun ke institusi yang kita beekrja disana, saya sudah buatkan contohnya, silahkan didownload di Link berikut : Download

Cuplikan Suratnya Sebagai berikut :

Lampiran I          : Surat Edaran Sekretariat Jenderal

Nomor               : B.II/KP.02.3/48/1997

Tanggal              : 3 Juni 1997

Tentang              : Permohonan Izin Belajar 

  Diluar Jam Kantor

 

Kepada Yth.

Kepala Kantor Kementerian Agama

Kota Bandung

 

 

Yang bertandatangan di bawah ini :

1.     Nama                           : Afgan, S.Ag

2.     NIP                               : 2008197685003

3.     Pangkat / Golongan       : Penata / III.c

4.     Jabatan Pekerjaan         : Guru Muda

5.     Unit Kerja                      : Kantor Kementerian  Agama Kota Bandung

UJI MULTIKOLINEARITAS DALAM PENELITIAN


Uji Multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi) yang signifikan antar variabel bebas. Jika terdapat hubungan yang cukup tinggi (signifikan), berarti ada aspek yang sama diukur pada variabel bebas. Hal ini tidak layak digunakan untuk menentukan kontribusi secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat.

Dalam regresi x1, x2, x3, …xn terhadap y, apabila x1, x2, x3,…xn saling berkombinasi linear maka mereka saling tergantung (dependen). Dalam kasus ini koefisien regresi parsial tidak diperoleh karena persamaan normal tidak terselesaikan karena estimasi kuadrat terkecil tidak dapat dihitung. Saling tergantung secara sempurna jarang terjadi dalam penelitian. Akan tetapi masalah khusus, yang disebut dengan multikolinear bisa terjadi. Multikolinearitas terjadi apabila dua atau lebih variabel bebas saling berkorelasi kuat satu sama lain. Bila terjadi multikolinearitas, estimasi kuadrat terkecil dapat dihitung tetapi terjadi kesulitan untuk menginterpretasikan efek dari tiaptiap variabel.

Multikolinearitas dapat dideteksi dengan menghitung koefisien korelasi ganda dan membandingkannya dengan koefisien korelasi antar variabel bebas. Sebagai contoh, diambil kasus regresi x1, x2, x3, x4 terhadap y. Pertama dihitung Ry, x1x2x3x4 setelah itu, dihitung korelasi antar enam pasang variabel bebas, yaitu rx1x2, rx1x3, rx1x4, rx2x3, rx2x4, dan rx3x4. Apabila salah satu dari koefisien korelasi itu sangat kuat, maka dilanjutkan dengan menghitung koefisien korelasi ganda dari masing-masing variabel bebas dengan 3 variabel bebasl lainnya, yaitu Rx1,x2x3x4, Rx2,x1x3x4, Rx3,x1x2x4, dan Rx4,x1x2x3. Apabila beberapa koefisien korelasi tersebut mendekati Ry,x1x2x3x4, maka dikatakan terjadi multikolinearitas.

Uji multikolinearitas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dengan patokan nilai VIF (variance inflation factor) dan koefisien korelasi antar variabel bebas. Kriteria yang digunakan adalah: 

1)      jika nilai VIF di sekitar angka 1 atau memiliki tolerance mendekati 1, maka dikatakan tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam model regresi;

2)      Jika koefisien korelasi antar variabel bebas kurang dari 0,5, maka tidak terdapat masalah multikolinearitas.

Sebagai contoh, akan diuji multikolinearitas dalam regresi antara variabel bebas insentif (x1), iklim kerja (x2), dan hubungan interpersonal (x3) dengan variabel terikat (3). Data hasil penelitian adalah sebagai berikut.

Data hasil penelitian (tentatif)

x1

x2

x3

y

34

47

44

62

41

43

42

66

43

42

43

66

37

38

39

68

38

30

39

60

36

35

39

64

44

48

44

67

38

45

38

58

41

49

44

63

48

43

44

67

35

49

38

58

48

42

32

65

40

38

39

68

42

32

48

65

37

37

41

70

39

48

41

60

38

31

40

58

35

44

39

55

46

46

49

71

37

36

40

57

45

44

35

74

40

35

42

66

36

37

39

68

43

40

43

70

45

44

47

69

38

32

44

58

39

39

42

61

41

40

45

69

46

45

49

71

42

45

48

66

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian multikolinearitas adalah sebagai berikut.

A.      Entry Data

Masukkan data ke dalam from SPSS, yakni data insentif dalam variabel x1, data iklim kerja pada variabel x2, data hubungan interpersonal pada x3, dan data kinerja pada variabel y.

B.        Analisis Data

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan model regresi dengan menu sebagai berikut.

Analyze

Regression

Linier..

Apabila menu tersebut sudah dipilih, maka akan muncul kotal dialog Liniear Regression. Selanjutnya.

a.         Pindahkan variabel y ke dependent list  dan variabel x1,x2, dan x3 ke independent list. Setelah itu itu

b.        Pilih Bok Statisticssukaresmi pilih colinearity diagnostics, sehingga tampak kotak dialog Linear Regression

c.         Statistics , Pilih Continue, lalu OK

Hasil yang tampak dari uji multikolinearitas adalah sebagai berikut.

Coefficients

 

 

Collinearity  Statistics

 

Model

 

Tolerance

VIF

1

X1

,865

1,156

 

X2

,926

1,080

 

X3

,911

1,098

                        a Dependent Variable Y

Ternyata nilai VIF mendekati 1 untuk semua variabel bebas. Demikian pula, nilai tolerance mendekati 1 untuk semua variabel bebas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam regresi antara variabel bebas insentif (x1), iklim kerja (x2), dan hubungan interpersonal (x3) terhadap kinerja (y) tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.