Metodologi Perencanaan E-Business
Dapatkan dukungan manajemen eksekutif dan sponsor bisnis. Identifikasi tujuan bisnis utk selesaikan rencana e-bisnis . Identifikasi anggota tim dari individu-individu yg akan terliba
Uji normalitas data dalam penelitian
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain:
Tilawatil Quran KH. Muammar ZA
ngat jaman-jaman kecil dulu, anda pasti mengenal qori termasyhur pada era itu, ya Ustad H.Muammar ZA, kali ini saya ingin berbagi file ngaji atau tilawatil quran yang beliau baca dengan teman duetnya Ustad Chumaidi, Filenya ada beberapa.
Contoh Khutbah Bahasa Sunda
Surupna panon poe dina wanci magrib kamari, jadi ciciren rengsena ibadah saum urang salila sabulan campleng, kuru cileuh kentel peujit dina waktu sabulan, lantaran ngalaksanakeun saum jeung taraweh sarta ibadah–ibadah Ramadan
Ciri-ciri Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran yang ditandai oleh adanya satu penjual/produsen dipasar berhadapan dengan permintaan seluruh pembeli atau konsumen.
Saturday, June 27, 2009
Hasil Moto GP Assen Belanda hari Ini – Bravo untuk Rosi
Thursday, June 25, 2009
Stop Dreaming Start Action (Lanjutan)
Tuesday, June 23, 2009
STOP DREAMING START ACTION dan BAGAIMANA MENGAKALI LINK POPULARITY
Saturday, June 20, 2009
Stop Dreaming Start Action, komitmen penuh makna untuk masa depan yang lebih baik
Janganlah mengikuti orang yang salah pikir, yang mengira bahwa dia akan mendapat kebaikan dari menghindari kebaikan dan dari melakukan keburukan.
Dengan pengertian seperti itu, mereka akan bersikap dan berlaku santai, dan tidak membangun nilai pribadi yang akan menjadikan mereka pribadi yang dibayar mahal dan dihargai tinggi di masa depan.
Mungkin ini penjelasannya …, bahwa rasa frustrasi-nya hari ini adalah masa penyesuaian diri bagi mereka yang baru saja menjadi orang baik.
Maka orang baik, yang hidupnya belum baik, adalah mungkin orang-orang yang sedang dengan penuh kasih diminta untuk mengutuhkan kebaikannya.
Jika kita mengatakan yang baik, maka lakukanlah yang baik, dan hindarilah yang buruk.
Jika kita orang baik, ikhlaskanlah diri kita untuk menyerahkan yang tidak bisa kita kerjakan – kepada Tuhan, dan mengambil tanggung jawab penuh atas yang bisa kita kerjakan.
Janganlah berserah tetapi masih tidak bisa tidur karena mengkhawatirkan yang sudah kita serahkan kepada Tuhan.
Janganlah juga berani, tetapi mengandalkan kekuatan kepada yang selain Tuhan.
Kita, orang-orang yang baik ini, adalah orang yang meyakini bahwa tidak akan ada yang terjadi, tanpa ijin dari Tuhan. Tuhan adalah satu-satunya pemilik kekuatan. Sehingga, jika ada sesuatu terlaksana dengan kekuatan, itu pasti terlaksana karena ijin Tuhan.
Yang kita lakukan bisa saja tidak tepat, kecil, atau tidak bernilai bagi orang lain; tetapi Tuhan sangat berwenang untuk menjadikan kita pribadi yang berhasil – melalui apa pun yang kita kerjakan.
Hanya kebaikan yang membaikkan.
Maka marilah kita meyakini yang baik, dan hidup dalam kebaikan yang kita yakini.
Itu dia ungkapan indah yang saya kutip dari situsnya Mario Teguh, Ungkapan diatas sangat menyentuh dan mengilhami saya untuk menggunakan waktu yang saya miliki dengan sebaik-baiknya dengan STOP DREAMING START ACTION. Kebanyakan dari kita adalah manusia pemimpi, sehingga dalam hidupnya hanya memanjangkan angan-angan, banyak menghitung sesuatu hanya berdasarkan impian atas hasil yang akan dicapai bukan karena apa yang harus dilakukan untuk mencapai impian tersebut. Bermimpi mendapatkan suatu keberhasilan dalam hidup adalah sesuatu yang menyenangkan dan hal termudah yang dapat kita lakukan tanpa kita mengeluarkan uang sepeserpun alias gratis.
Thursday, June 11, 2009
IMPLEMENTASI PROGRAM PERMAINAN PUZZLE DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENCARIAN BEST FIRST SEARCH
1. Teknik pengambilan gambar untuk puzzle
2. Teknik Resizing/penyesuaian ukuran gambar dan randomizing/acak gambar
3. Teknik pelacakan gambar melalui Metode Best First Search
Teknik-teknik tersebut akan kita bahas, agar proses atau alur program lebih jelas.
1. Teknik pengambilan gambar yang dijadikan puzzle
Ketika pertama kali program dikompilasi, program akan menentukan karateristik dan ukuran form dan gambar yang dikehendaki. Penulis membuat ukuran yang default untuk form dan gambar tersebut. program akan mengenali/mengambil gambar yang telah disimpan di kontrol pictureclip. Untuk pertama kali gambar akan dibagi menjadi 16 bagian dengan matrik 4x4 dan ada satu gambar yang tidak ditampilkan sehingga merupakan ruang kosong sebagai penanda gerak permainan puzzle ini.
2. Teknik Resizing/penyesuaian gambar dan randomizing/acak gambar
Pada teknik ini program bertugas untuk melakukan penyesuaian ukuran gambar yang akan dijadikan puzzle, pemotongan gambar menjadi bagian-bagian kecil dan siap untuk dilakukan proses acak. Setelah gambar diambil dan ditentukan ukurannya melalui teknik pertama, program akan melalui proses kedua yaitu teknik Resizing dan randomizing.
Teknik resizing merupakan teknik untuk membuat ukuran potongan gambar yang telah dibuat matriknya mempunyai ukuran lebar dan tinggi yang sama. Dan melalui fungsi randomize program akan menempatkan potongan-potongan gambar tersebut secara acak. Kalo kita mentracenya melalui perintah F8 maka akan terlihat bahwa program akan meletakkan satu-satu potongan gambar tersebut di puzzle board. Kedua teknik ini dilakukan secara bersamaan artinya secara otomatis apabila teknik resizing selesai maka fungsi randomize akan mengacak potongan gambar tersebut dengan perhitungan matrik gambar tertentu.
Ukuran koordinat matrik gambar terbanyak adalah 8x8, yang merupakan tingkatan mahir. Untuk pertama kali program memeriksa kesesuai koordinat matrik dari gambar yang dijadikan puzzle, jika yang dibuat default adalah untuk kelas pemula maka prosedur akan mengenali bahwa gambar akan dipotong dengan ukuran matrik 4x4
Melalui fungsi refresh matrik(menentukan ukuran matrik) program langsung memproses matrik untuk level pemula yang terdiri dari 16 potongan kolom dan baris serta ada satu potongan bidang gambar yang tidak diisi gambar. Apabila nantinya user menghendaki level mahir maka ukuran matriknya menjadi menjadi 8x8 dan ada 64 potongan gambar yang siap dijadikan puzzle.
Proses program dilanjutkan untuk penampilan dan proses randomizing image, sebelum gambar ditampilkan program akan memeriksa lebar dan tinggi gambar, kemudian melalui teknik pemotongan sebelumnya program akan menampilkan satu-satu gambar dan melalui fungsi randomize, matrik gambar akan diacak sesuai dengan kondisinya.
Dampak Bronchopneumoni Terhadap Sistem Tubuh
Proses bronchopneumoni mempengaruhi ventilasi, setelah ada penyebab mencapai alveoli reaksi inflamasi akan terjadi dan mengakibatkan ekstravasi cairan serosa kedalam alveoli, adanya eksudat tersebut memberikan media bagi pertumbuhan bakteri, membrane kapiler alveoli menjadi tersumbat sehingga menghambat aliran oksigen kedalam peri alveolar kapiler kebagian paru yang terkena dan akhirnya terjadi hipoksemia, dengan adanya peradangan alveolus menyebabkan terjadinya akumulasi secret, maka akan menyebabkan perubahan pada membrane paru-paru sehingga terjadi gangguan difusi, ventilasi karena pengembangan paru tidak optimal hal ini terjadi karena adanya tahanan yang menyebabkan pola nafas berubah dikarenakan adanya penumpukan secret.
b. System Kardiovaskuler
Demam akan meningktkan derajat metabolisme dari nodus sinus yang akan mempengaruhi peningkatan eksitabilitas sehingga klien akan mengalami tahikardi
c. System Pencernaan
Demam dan pengaruh toksik dan dikeluarkan akan menghambat sinyal-sinyal refleks saraf dari paru-paru untuk membantu mengatur pernafasan, sehingga sekresi gaster yang berasal dari nucleus motorik dorsalis atau melewati nervus vagus menuju ke dinding lambung kemudian ke kelenjar gaster dan merangsang saraf sekretoris untuk melepaskan asetilkolin sebagai nerotransmiter yang akan dilepaskan ujung saraf-saraf dan pelepasan gastrin oleh sel-sel gastrin secara terus-menerus dan akan merangsang sekresi sejumlah asam lambung sehingga timbul anoreksia dan muntah.
d. System Muskuloskeletal
Menurunnya kadar O2 dalam darah akan menyebabkan suplai O2 ke jaringan berkurang sehingga metabolisme tidak adekuat, pembentukan energi kurang mengakibatkan klien lemah dan lelah, maka terjadi keterbatasan aktivitas.
e. System Persarafan
Tidak adekuatnya kadar O2 akan meningkatkan aktivitas simpatis serta penambahan numlah impuls saraf rangka yang menuju otot-otot rangka sehingga menyebabkan tegangan otot, keadaan ini mengakibatkan klien selalu dalam keadaan terjaga dan gelisah.
Sumber : Buku Keperawatan
Tentang Bronchopneumoni
“Bronchopneumoni adalah radang paru yang bersal dari cabang-cabang tenggorok yang mengalami infeksi dan tersumbat oleh getah radang menimbulkan pemadatan-pemadatan bergerombol dalam lobus paru yang terdekat” (Ramal pamoenjak, 1994 : 276).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Bronchopneumoni adalah peradangan pada parenkim paru yang kemudian menyebar ke bronkus akibat adanya invasi agen infeksius atau kondisi yang mengganggu tahanan saluran pernafasan bawah
Standar analisis belanja pengeluaran pemerintah
Beberapa aspek penting dalam proses penghitungan standar analisis belanja menurut PAU SE-UGM, 2000: 24) adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan tugas pokok dan fungsi unit kerja.
2) Merumuskan satuan ukur unit kerja yang nantinya dapat digunakan untuk melihat sampai seberapa jauh unit kerja mampu melaksanakan tupoksinya.
3) Menghitung biaya rata-rata untuk setiap kegiatan.
4) Menghitung besarnya kebutuhan belanja unit kerja.
5) Menentukan standar analisis belanja unit kerja.
Teori Tindakan dan Teori Sistem Talcott Parsons
Teori Tindakan, yaitu individu melakukan suatu tindakan berdasarkan berdasarkan pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Tindakan individu itu merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapai tujuan atas sasaran dengan sarana-sarana yang paling tepat. Teori Max Weber ini dikembangkan oleh Talcott Parsons yang menyatakan bahwa aksi/action itu bukan perilaku/behavour. Aksi merupakan tindakan mekanis terhadap suatu stimulus sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Talcott Parsons beranggapan bahwa yang utama bukanlah tindakan individu melainkan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntut dan mengatur perilaku itu. Kondisi objektif disatukan dengan komitmen kolektif terhadap suatu nilai akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Talcott Parsons juga beranggapan bahwa tindakan individu dan kelompok itu dipengaruhi oleh system sosial, system budaya dan system kepribadian dari masing-masing individu tersebut. Talcott Parsons juga melakukan klasifikasi tentang tipe peranan dalam suatu system sosial yang disebutnya Pattern Variables, yang didalamnya berisi tentang interaksi yang avektif, berorientasi pada diri sendiri dan orientasi kelompok.
Teori Sistem: yaitu, suatu kerangka yang terdiri dari beberapa elemen / sub elemen / sub system yang saling berinteraksi dan berpengaruh. Konsep system digunakan untuk menganalisis perilaku dan gejala sosial dengan berbagai system yang lebih luas maupun dengan sub system yang tercakup di dalamnya. Contohnya adalah interaksi antar keluarga disebut sebagai system, anak merupakan sus system dan masyarakat merupakan supra system, selain kaitannya secara vertikal juga dapat dilihat hubungannya secara horizontal suatu system dengan berbagai system yang sederajat. Dalam pandangan Talcott Parsons, masyarakat dan suatu organisme hidup merupakan system yang terbuka yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. System kehidupan ini dapat dianalisis melaui dua dimensi yaitu : interaksi antar bagian-bagian / elemen-elemen yang membentuk system dan interaksi / pertukaran antar system itu dengan lingkungannya. Talcott Parsons membangun suatu teori system umum / Grand Theory yang berisi empat unsure utama yang tercakup dalam segala system kehidupan, yaitu : Adaptation, Goal Attainment, Integration dan Latent Pattern Maintenance. Talcott Parsons mengemukakan teori sebagai berikut :
Sitem Sosial
Sistem Budaya ==> Individu ==> Perilaku
Sistem Kepribadian
Wednesday, June 10, 2009
Tiga faktor utama pinjaman pemerintah daerah dikendalikan pusat
1. Pinjaman sektor pemerintah secara keseluruhan perlu dikendalikan, karena berkaitan dengan kebijaksanaan moneter terutama untuk mengendalikan inflasi.
2. Untuk mencegah jangan sampai pemerintah daerah terjerumus dalam kesulitan keuangan, karena pinjaman digunakan untuk menutupi pengeluaran rutin.
3. Pemerintah pusat ingin tetap mengendalikan pola pengeluaran penanaman modal pemerintah daerah.
Pengendalian pinjaman ini tercermin di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah. Di dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa, pinjaman daerah merupakan salah satu sumber penerimaan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang dikelola dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sedangkan pasal 11 menjelaskan bahwa:
1. daerah dapat melakukan pinjaman dari sumber dalam negeri untuk membiayai sebahagian anggarannya;
2. daerah dapat melakukan pinjaman dari sumber luar negeri melalui pemerintah pusat;
3. daerah dapat melakukan pinjaman jangka panjang guna membiayai pembangunan prasarana yang merupakan asset daerah dan dapat menghasilkan penerimaan untuk pembayaran kembali pinjaman, serta memberikan manfaat bagi pelayanan masyarakat;
4. daerah dapat melakukan pinjaman jangka pendek guna pengaturan arus kas dalam rangka pengelolaan kas daerah.
Kemudian dijabarkan lagi melalui Peraturan Pemerintah Nomor 107 mengenai pinjaman daerah, yang mengatur tata cara syarat, prosedur dan kemampuan pengembalian pinjaman yang dilakukan pemerintah daerah secara rinci termasuk cara perhitungannya, sehingga daerah dapat mengetahui kemampuan daerahnya dalam melakukan pinjaman, walaupun pinjaman merupakan salah satu sumber penerimaan, akan tetapi sampai saat ini belum ada daerah yang melirik dan merumuskan kebijakan tentang pinjaman ini sebagai alternatif sumber pembiayaan pembangunan, padahal di masa yang akan datang sumber pembiayaan yang berasal dari pusat akan sangat terbatas dalam penyediaan barang-barang publik.
Contoh RPP-Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bidang Studi Matematika
(RPP)
Sekolah : SMP I ....
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)
Kompetensi Dasar : 1.5. Membuat sketsa grafik fungsi aljabar
sederhana pada system koordinat Cartesius.
Indikator : Menentukan pasangan terurut fungsi kemudian
menggambar diagram Cartesiusnya.
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran (2 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menentukan pasangan terurut fungsi kemudian menggambar diagram cartesiusnya.
Materi Ajar
Menggambar grafik fungsi.
Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama
Pendahuluan :
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan inti :
Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara menentukan terurut fungsi kemudian menggambar diagram cartesiusnya, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara menentukan pasangan terurut fungsi kemudian menggambar diagram cartesiusnya.
Peserta didik mengerjakan soal-soal dari ”Cek Pemahaman” dalam buku paket hal………….mengenai penggambaran diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram cartesius, serta pengidentifikasian relasi yang merupakan fungsi.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetesi berkembang melalui latihan” dalam buku paket hal……….mengenai penggambaran diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram cartesius, serta pengidentifikasian relasi yang merupakan fungsi, penentuan domain, kodomain, dan range fungsi, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas beberapa jawaban soal tersebut.
Peserta didik diingatkan untuk mempelajari kembali materi mengenai fungsi, yaitu mengenai pengertian relasi, cara menyatakan relasi, pengertian fungsi (pemetaan), cara menghitung nilai fungsi, dan menggambar grafik fungsi.
Penutup:
Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
Peserta didik dan guru menyimak dan membahas “Refleksi matematika” pada hal…….
Peserta didik dberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal “kompetensi berkembang melalui latihan” dalam buku paket hal…..yang belum terselesaikan/dibahas di kelas.
Pertemua kedua
Pendahuluan : Memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal-aoal pada ulangan harian dengan baik berkaitan dengan materi mengenai fungsi, yaitu mengenai pengertian relasi, cara menyatakan relasi, pengertian fugsi (pemetaan), cara menghitung nilai fungsi, dan menggambar grafik fungsi.
Kegiatan inti :
Peserta didik diminta untuk menyiapkan kertas ulangan dan peralatan tulis secukupnya di atas meja karena akan diadakan ulangan harian.
Peserta didik diberikan lembar soal ulangan harian.
Peserta didik diingatkan mengenai waktu pengerjaan soal ulangan harian, serta diberi peringatan bahwa ada sanksi bila peserta didik mencontek.
Guru mengumpulkan kertas ulangan jika waktu pengerjaan soal ulangan harian telah selesai.
Penutup
Peserta didik diingatkan untuk mempelajari materi pada pertemuan berikutnya mengenai persamaan garis lurus.
Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
Alat :
Laptop
LCD
OHP
Penilaian
Teknik : tugas individu, kuis, ulangan harian.
Bentuk instrument : uraian singkat, pilihan ganda
Contoh instrument :
Diketahui himpuan P=(2,3,4,5)dan Q=(2,3). Relasi dari P ke Q adalah I “lebih dari”.
Gambarlah diagram panah relasi itu! Apakah relasi itu merupakan fungsi?
Buatlah himpuan pasangan berurutannya!
Gambarlah diagram cartesiusnya!
Diketahui f(x)→2^x-3. dengan domain (-2,-1,0,1,2,3). tentukan range fungsi tersebut!
Diketahui f(x)→ax+4. dengan x∈R. jika f(-)=1, maka f(1)=⋯
1 c. 5
3 d. 7
Bandung,………………………20…..
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Bidang Studi
Dadin Sihabudin, S.Ag. Dede Sihamadi, S.Pd.
NIP. NIP.150347999
Teori Administrasi Perupahan
Disini karayawan diberi imbalan yang besarnya sesuai dengan jasa yang telah diberikan pada perusahaan. Sistem pembayaran upah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi karyawan maupun bagi perusahaan. Sistem pengupahan merupakan alat untuk mencari keseimbangan antara dua pihak yang saling bertentangan kepentingannya, yaitu antara buruh dengan pemilik perusahaan. Dalam hal ini menentukan berapa besarnya upah yang harus diterima atau yang dibayarkan kepada buruh, perlu dipilih suatu metoda untuk perhitungannya. Ada kemungkinan dua perusahaan yang berbeda dalam memberikan upah dan jadwal pembayaran yang hampir sama tetapi masing-masing menggunakan cara dan metoda yang berbeda.
Metode-metode pembayaran upah ini dapat dipergunakan dengan bijaksana jika pihak manajemen mengetahui benar akan cara kerjanya, keuntungan, kerugian dan kondisi yang cocok dengan penggunaan metode tersebut. Ada beberapa sistem yang dapat dipergunakan untuk mendistribusikan upah. Masing-masing sistem ini akan mempunyai pengaruh yang spesifik terhadap dorongan atau semangat kerja serta nilai-nilai yang akan dicapai. Secara umum sistem-sistem upah dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Sistem upah menurut banyaknya produksi
Upah menurut banyaknya produksi yang diberikan bisa mendorong kepada buruh untuk bekerja lebih keras dan memotivasi diri unutk memproduksi lebih banyak. Upah ini membedakan buruh berdasarkan atas kemampuan masing-masing (sesuai dengan individual difference). Sistem ini sangat menguntungkan bagi mereka yang cerdas dan energik, tetapi menguntungkan pada buruh yang kemampuannya sudah mulai menurun dan lanjut usia.
Produksi yang dihasilkan dapat dihargai dengan diperhitungkan ongkosnya, upah sebenarnya dapat dicari dengan menggunakan standar harga yang dibandingkan dengan hasil produksi. Secara teoritis upah menurut banyaknya produksi ini akan diisi oleh tenaga-tenaga yang berbakat dan sebaliknya orang-orang yang tua akan merasa tidak kerasan.
2. Sistem upah menurut lamanya kerja
Sistem upah ini sebenarnya telah gagal dalam mengatur adanya perbedaan individual kemampuan manusia. Contohnya adalah upah perjam, upah mingguan dan upah bulanan. Kegagalan ini disebabkan tiap-tiap orang dapat menghasilkan waktu kerja sebagai mana orang lain, hingga semua orang adalah sama. Akibatnya orang-orang yang superior merasa segan untuk berproduksi lebih dari keadaan rata-rata.
Tekanan sosial dan kemungkinan dipecat barangkali dapat mempengaruhi perilaku buruh, namun faktor-faktor tersebut bukannya suatu insentif yang positip. Sistem upah harian tidak merugikan orang yang sudah lanjut usia, karena sistem ini tidak membedakan umur, pengalaman dan kemampuan. Berpijak dari sistem ini maka buruh yang berusia muda, yang kurang berpengalaman, maupun yang imperior akan memilih upah harian diatas upah satuan produksi. Salah satu faktor yang menonjol untuk mempertahankan sistem upah ini adalah sistem ini dapat mencegah manajemen dari sifat pilih kasih, mencegah diskriminasi dari buruh dan kompetisi untuk mendapatkan perhatian yang lebih dari atasan. Alasan-alasan yang lain adalah sistem ini menimbulkan ketentraman karena upah sudah dapat dihitung, dan sebagainya. Persoalannya yang kemudian timbul adalah cara yang paling adil untuk tetap mengakui prestasi tanpa memandang rendah bagi oarang-orang yang nyatanya berkemampuan imperior.
3. Sitem upah yang menurut lamanya dinas
Sistem upah semacam ini akan mendorong orang untuk lebih setia atau loyalitas terhadap perusahaan. Sistem ini sangat menguntungkan bagi orang-orang yang lanjut usia dan juga bagi orang-orang muda yang didorong untuk masih tetap bekerja pada perusahaan, hal ini disebabkan adanya harapan bila sudah tua akan lebih mendapat perhatian. Jadi sistem upah ini akan memberikan perasaan aman pada buruh yang berusia lanjut.
Segi negatif dari sistem ini antara lain, sistem ini kurang bisa memotivasi buruh dan perusahaan akan diisi oleh orang-orang yang berusia lanjut. Orang-orang yang tinggi intelegensinya merasa kecewa melihat orang-orang yang intelegensinya lebih rendah dinaikkan pangkatnya karena didasarkan atas lamanya dinas. Sistem upah semacam ini akan berakibat terjadinya labour turn over terutama bagi buruh yang masih muda usia yang berbakat.
4. Sistem upah menurut kebutuhan
Sistem ini memberikan upah yang lebih besar pada mereka yang sudah kawin atau sudah berkeluarga. Seandainya semua kebutuhan itu terpenuhi, maka upah itu akan mempersamakan standar hidup semua orang. Salah satu kelemahan sistem ini adalah tidak mendorong inisiatif kerja, sehingga sama halnya dengan sistem upah menururt lamanya dinas. Segi positipnya adalah akan memberikan perasaan aman disebabkan karena nasib seseorang menjadi tanggunag jawab perusahaan. Perwujudan dari perasaan aman ini karena diwujudkan dalam bentuk sumbangan-sumbangan pengobatan, ongkos ganti perawatan, pangan, sandang, dan perumahan.
DAFTAR PUSTAKA
Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabaeta Bandung 1992.
David W. Cravens, Pemasaran Strategis. Erlangga 1994.
Djasmin Saladin, Inti Sari Manajemen Pemasaran, Media Iptek Bandung1994.
Faisal Afiff, Menuju Pemasaran Global, Eresco 1994.
J. Supranto,Riset Pemasaran Dalam Memperkiraka Ekspor, Erlangga jakarta 1985.
Kotler., Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran Edisi v, CV. Intermedia Jakarta 1991.
Kotler., Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran Jilid 1, PT. Prenhallindo Jakarta 1997.
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 2, PT. Prenhallindo Jakarta 1998.
Warren J. Keeban, Manajemen Pemasaran Global, PT. Prenhallindo Jakarta 1994.
CONTOH SAP PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA MENYUSUI
Pokok Bahasan : Perawatan Pada Ibu Post Partum
Sub Pokok Bahasan : Perawatan Payudara Pada Masa Menyusui
Sasaran :
Waktu : 15 menit
Tanggal : 9 Mei 2009
Tempat : Ruang Anggrek
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan , klien mampu memahami tentang perawatan payudara pada masa menyusui.
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan klien dapat :
a. Menyebutkan pengertian payudara
b. Menyebutkan kapan kita dapat melakukan perawatan payudara
c. Meyebutkan alat yang digunakan dalam perawatan payudara
d. Menjelaskan cara perawatan payudara pada ibu post partum
III. Materi Penyuluhan
a. Pengertian Payudara
b. Waktu melakukan perawatan payudara
c. Alat yang digunakan dalam perawatan payudara
d. Cara perawatan payudara pada ibu post partum
IV. Metode Pembelajaran
a. Metode : Ceramah dan diskusi
b. Langkah-langkah kegiatan
1. Kegiatan pra pembelajaran
a) Mempersiapkan materi, media dan tempat
b) Kontrak waktu
2. Kegiatan membuka pembelajaran
a) Memberi salam
b) Perkenalan
c) Menyampaikan pokok bahasan
d) Menjelaskan tujuan
e) Apersepsi
3. Kegiatan inti
a) Penyuluh memberikan materi
b) Sararan menyimak materi
c) Sasaran mengajukan pertanyaan
d) Penyuluh menjawab pertanyaan
4. Kegiatan menutup pembelajaran
a) Melakukan post test (memberi pertanyaan secara lisan)
b) Menyimpulkan materi
c) Memberi salam
V. Media dan Sumber
Media : Leaflet
Sumber : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1993.Asuhan kesehatan anak dalam konteks keluarga. Depkes RI :Jakarta.
VI. Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir-butir pertanyaan :
a. Sebutkan pengertian payudara
b. Sebutkan kapan kita dapat melakukan perawatan payudara
c. Sebutkan alat apa saja yang digunakan dalam perawatan payudara
d. Jelaskan cara perawatan payudara pada ibu post partum
VII. Materi Penyuluhan
A. Pengertian payudara
Payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita dan bisa mengeluarkan air susu
B. Waktu melakukan perawatan payudara
Perawatan payudara dapat dilakukan pada saat kehamilan dan (ante natal) dimana dimulai pada usia kehamilan 4 atau 6 bulan, dan pada saat setelah melahirkan (post partum)
C. Cara perawatan payudara setelah melahirkan (post partum)
Cara perawatannya yaitu bisa dilakukan sambil ibu duduk dibangku atau bisa juga saat ibu sebelum mau mandi sambil berdiri, sebelum memulai kita harus terlebih dahulu mempersiapkan sedikit peralatan seperti :
- Handuk 2 buah
- Waslap 2 buah
- Waskom 2 buah masing-masing berisi air hangat dan air dingin
- Kapas minimal 4 buah
- Minyak kelapa/baby oil
- Tempat sampah
- 3 buah peniti
- Mangkok plastic untuk menampung air susu
Caranya yaitu :
- Menempatkan handuk didaerah pundak ibu dan satunya lagi dibawah payudara lalu disatukan dengan yang dipundak, kalau perlu jepit dengan peniti agar tidak jatuh.
- Dekatkan tempat untuk menampung air susu, kalu-kalu ada airv susu yang menetes pada saat pengurutan nanti, bila perlu ditampung pada mangkok plastic
- Kompres putting susu dengan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil selama kurang lebih 5 menit, setelah itu bersihkan daerah aerola dan putting susu dengan menggunakan kapas tadi, lalu buang kapas kotor ketempat sampah.
- Licinkan kedua tangan dengan minyak lalu tempatkan kedua telapak tangan tadi diatas kedua payudara.
- Pengurutan 1
Lakukan pengurutan, arah pengurutan dimulai kearah atas kemudian kesamping, telapak tangan kiri dan telapak tangan kanan kearah sisi kanan. Selanjutnya diteruskan kearah bawah samping. Lakukan pengurutan ini sebanyak 15-30 kali.
Selanjutnya letakkan kedua telapak tangan disalah satu payudara bagian bawahnya edengan posisi telapak tangan yang satu diatas dan yang satu dibawah (posisi bertumpuk). Lalu digerakkan secara bergantian keatas sambil menyentuh sedikit payudara dan dilepas perlahan-lahan, lakukanlah sebanyak 15-30 kali.
Dilanjutkan dengan arah garukan yang terakhir adalah melintang yaitu tempatkan kedua telapak tangan dibawah kedua payudara kiri dan kanan, kemudian secara bersamaan digerak-gerakan keatassambil menyentuh sedikit payudara dan dilepas perlahan-lahan, lakukanlah sebanyak 15-30 kali.
- Pengurutan II
Salah satu tangan menopang payudara sedang tangan yang lainnya mengurut payudara dari pangkal menuju putting susu dengan tangan dikepalkan. Lakukanlah sebanyak 15-30 kali.
- Pengurutan III
Satu payudara dan telapak tangan menopang yang lainnya mengatur payudara dari pangkal menuju ke putting susu. Lakukanlah secara bergantian pada payudara kiri dan kanan, lakukanlah sebanyak 15-30 kali.
- Pengurutan IV
Merangsang payudara dengan mengompreskan air hangat dan air dingin secara bergantian dengan memakai waslap, dilakukan sebanyak 15-30 kali. Bisa juga dilakukan oleh ibu pada saat mandi dikamar mandi dengan menggunakan Waskom kecil berisi air hangat diguyur atau diciprat-cipratkan ke payudara dan untuk air dinginnya bisa dilakukan saat ibu mandi dengan air dingin. Selanjutnya dikeringkan dengan handuk dan alat-alat yang dipakai dibereskan
Pakailah BH khususu untuk menyusui bayi (BH yang menyangga payudara)
Penting ;
Jangan membersihkan putting susu dengan sabun atau alcohol karena dapat menyebabkan putting susu lecet/sakit.
Perawatan dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi.
Tugas Kuliah : Teori tentang FILTER PRESS
Pres filter terdiri dari elemen-elemen filter (hingga mencapai 100 buah ) yang berdiri tegak atau terletak mendatar, disusun secara berdampingan atau satu di atas yang lain. Elemen-elemen ini terbuat dari pelat-pelat berair yang dilapisi kain filter dan disusun pada balok-balok luncur sehingga dapat digeser-geser. Dengan suatu bambu giling atau perlengkapan ¬¬¬¬¬¬¬¬¬hidraulik, pelat-pelat itu dipres menjadi sat diantara bagian alat yang diam (bagian kepala) dan bagian yang bergerak. Saluran masuk dan saluran keluar terdapat di bagian kepala (untuk sistem tertutup) atau saluran keluarnya di samping pelat-pelat (untuk sistem terbuka).
Panjang pelat dapat berkisar antara 400 dan 1500 mm, yang tergantung pada jumlah pelat, dengan luas total permukaan filter hingga 150 m2. Tebal kue dapat mencapai 50 mm. Tergantung pada besar dan jumlah pelat, volume kerja dari kue filter dapat mencapai 3000 liter.
Pada dasarnya harus dibedakan antara pres filter bingkai dan pres filter kamar. Pada pres filter bingkai, terdapat sebuah bingkai diantara setiap dua pelat. Bingkai ini memberi ruang untuk ditempati ke filter. Pada konstruksi semacam ini banyak sekali volume kerja hilang jika pelat dibuat tebal dan masif. Pada pres filter kamar, pelat-pelat dibuat tipis dan dipasang dalam bingkai penyekat sehingga membentuk kamar yang sesungguhnya. Dengan panjang konstruksi yang sama, volume kerja kue menjadi 40% lebih besar. Sebagai keuntungan yang lain, kue filter hanya bersentuhan dengan kain filter dan tidak dengan bahan dasar alat. Pada pres filter bingkai, tidak ada masalah dalam mengalirkan suspensi masuk melalui bingkai-bingkai. Tetapi pada pres filter kamar, hal tersebut menjadi sukar karena konstruksinya yang kompak. Pada umumnya kesukaran ini dapat diatasi dengan membuat sistem pemasukan yang tertentu, misalnya penyekrupan kain pada bingkai penyekat atau membuat lubang-lubang di tengah pelat.
Proses Filtrasi
Pada filtrasi dengan pres filter horizontal, suspensi masuk pada bagian kepala melalui saluran yang terbentuk oleh lubang-lubang di bagian atas pelat. Pada pres filter bingkai, suspensi mengalir melalui bingkai-bingkai, sedangkan pada pres filter kamar, suspensi mengalir di antara pelat-pelat masuk ke dalam ruang filtrasi yang sesungguhnya. Filtrat menerobos kedua sisi kain filter, kemudian mengalir di belakang kain filter sepanjang alur-alur pelat turun ke dalam saluran. Saluran ini juga terbentuk dari lubang-lubang pada pelat. Pada sistem tertutup filtrat keluar di bagian kepala, sedangkan pada sistem terbuka filtrat mengalir dari masing-masing pelat melalui sebuah kran ke dalam saluran terbuka yang terletak di luar alat pres.
Seringkali cara kerja sistem tertutup maupun sistem terbuka dapat diterapkan pada alat yang sama dengan memasang saluran pembuangan khusus dan kran bercabang tiga.
Gambar 3. Proses filtrasi
Keuntungan filtrasi dengan saluran keluar yang terbuka adalah bila suatu kain filter mengalami kerusakan, maka gangguan ini segera dapat dilokalisir. Sedangkan filtrasi dengan pembuangan tertutup sesuai untuk bahan-bahan yang mengandung racun, berbau atau bahan yang mudah terbakar.
Proses Pencucian
Pada keadaan yang paling sederhana, cairan pencuci mengalir sepanjang jalur yang sama seperti suspensi dan filtrat. Tetapi efek pencucian dengan cara ini tidaklah nyata. Efek yang lebih baik dapat dicapai cairan masuk ke balik kain filter melalui saluran atau lubang yang dibuat khusus. Saluran atau lubang tersebut berada di bagian atas atau di bagian bawah elemen filter. Masuknya cairan hanya pada setiap pelat kedua (pelat Z, “kamar pencuci”) dengan saluran pembuangan di bagian bawah ditutup. Selanjutnya cairan menembus kain filter dan kue filter, dan melalui sistem pembuangan yang normal cairan meninggalkan pres filter dari balik kain filter pada pelat berikutnya (pelat O, “kamar tekanan”).
Seperti pada filtrasi, pencucian dapat dilakukan dengan sistem terbuka ataupun sistem tertutup. Sistem terbuka mempunyai keuntungan bahwa efek pencucian pada setiap kue filter dapat dikontrol secara tersendiri. Ini berarti penghematan cairan pencuci dan menjamin pencucian yang lebih baik serta dapat diandalkan. Karena itu sistem terbuka pada pencucian lebih disenangi. Efek pencucian yang optimal hanya dapat dicapai bila kamar-kamar alat pres filter terisi penuh oleh kue filter. Oleh karena itu, jumlah pelat perlu disesuaikan dengan volume kue.
Menghilangkan kelembaban kue filter
Kue filter yang didapat harus sekering mungkin, karena dengan demikian biaya pengeringan selanjutnya dapat ditekan serendah-rendahnya, dan pengeluaran kue filter juga dipermudah. Untuk memperoleh kue filter yang dimaksud, cairan sisa pada kue filter perlu dihilangkan sebanyak mungkin. Metode yang sering digunakan untuk keperluan ini adalah penghembusan atau penganginan dengan gas tekan (biasanya udara tekan). Gas akan mengalir pada jalur yang sama seperti cairan pencuci. Tetapi dengan waktu penghembusan yang dapat mencapai 12 jam, pemakaian gas sangatlah banyak. Disamping itu selama penghembusan, alat pres filter tidak dapat dimanfaatkan ntuk filtrasi selanjutnya. Oleh karena itu cara kerja seperti ini menjadi sangatlah mahal.
Sebuah metode lain adalah memeras kue filter dengan membran-membran karet (alat pres filter membran atau alat pres filter pelat). Membran-membran karet direntangkan di atas pelat-pelat dan hanya dapat dikembungkan dengan udara tekan. Kerugian dari cara ini adalah pengeluaran kelembaban hanya dapat dilakukan pada kue filter yang dapat dipres.
Proses Pengosongan
Pengosongan sebuat alat pres filter secara paling sederhana adalah dengan menggeser pelat dalam arah mendatar, kemudian dengan tangan menyapu kue pada kain filter hingga masuk ke dalam bak penampung yang berada di bawahnya. Dalam hal ini pembersihan permukaan penyekat harus dilakukan dengan baik. Cara pengosongan ini memerlukan banyak tenaga (menggeser benda-benda berat, bahaya pencemaran) dan harus dilakukan oleh dua orang.
Perbaikan dapat dicapai dengan mekanisme pemindahan pelat dan penambahan perlengkapan yang memungkinkan kue jatuh dengan sendirinya (pelat yang dapat dijungkitkan, kain rentang), selain itu kue dapat pula diangkut ke luar secara kontinu dengan ban pengangkut (belt conveyor) yang dipasang di bawah alat pres. Meskipun demikian, operasi pengosongan setengah otomatik seperti itu tetap harus diawasi (bila perlu sisa-sisa kue filter disapu bersih dengan tangan).
Alat pres filter horisontal dapat dibuat kerja otomatik penuh (otomat filter pres). Pada alat jenis ini kain filter berfungsi sebagai sabuk melingkar, yang digerakkan setelah pelat satu sama lain dipisahkan dengan cara menggesernya. Dengan perlakuan ini kue filter akan jatuh dari pelat ke samping dan masuk ke corong penampung. Kain filter masuk ke alat pencuci dan dibilas sebelum digunakan untuk operasi selanjutnya.
Alat-alat pres filter dapat digunakan secara universal karena memiliki luas permukaan filter yang besar, ketebalan kue yang kecil dan beda tekanan hingga 6 bar, serta dapat diterapkan untuk kue filter yang dapat ditekan maupun tidak. Penggunaan alat untuk menangani media yang berbeda tergantung pada bahan pembuat kayu (kayu, bahan sintetik, besi cor, baja tahan karat, baja berlapis ebonit, baja berlapis email). Pada filtasi larutan yang mudah terbakar, yang beracun atau produk yang berbau, ruangan harus diberi ventilasi khusus atau alat pres filter itu harus dilengkapi dengan perlengkapan penghisap yang harus diperhatikan secara khusus adalah kemungkinan adanya kebocoran kue filter, pelat-pelat yang melengkung, permukaan sekat yang kotor. (Dari berbagai sumber kali yah)
Perusahaan-Perusahaan Di Indonesia Menurut Kemampuan Daya Saing
Ekspor Indonesia dalam bentuk produk pabrik masih sangat kecil, walaupun saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup baik. Terutama produk yang mempunyai unggulan relatif yang mencakup antara lain kayu lapis, produk-produk kayu, pupuk, semen, tekstil dan pakaian jadi serta sepatu dan industri kerajinan.
Dalam menganalisis daya saing perusahaan-perusahaan Indonesia, kiranya perusahaan-perusahaan tersebut dapat dibagi dalam 6 (enam) kelompok kategori. Setiap kelompok perusahaan tersebut mempunyai ciri-ciri tersendiri dan kemampuan daya saing yang berbeda. Untuk lebih jelasnya maka secara singkat yang dimaksud dengan kategori-kategori tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan-perusahaan Multi Nasional Asing.
Perusahaan-perusahaan Multi Nasional Asing ini umumnya adalah perusahaan-perusahaan yang paling prifesional. Kenyataannya bahwa mereka beroperasi di banyak negara adalah bukti kemampuan daya saing mereka serta didukung oleh permodalan yang kuat. Mereka beroperasi secara profesional dan sedikit sekali mendapat perlindungan pemerintah secara kelompok.
Bagi kelompok perusahaan ini, AFTA tidak akan menimbulkan kesulitan-kesulitan, bahkan akan lebih memberikan peluang bagi mereka untuk lebih maju lagi dengan dimungkinkannya industri-industri komponen mereka disebar dibeberapa negara untuk kemudian dirakit dalam negara-negara yang berbeda, tanpa kehilangan pasaran ASEAN.
2. Perusahaan Patungan PMA.
Yang dimaksud disini adalah perusahaan patungan dengan pihak asing yang menanamkan modal di Indonesia. Perusahaan seperti ini sering mendapatkan perlindungan dari pemerintah diantaranya pembatasan impor kalau produk-produk itu telah dapat dihasilkan.
Bagi kelompok ini industrinya adalah bersifat oriented karena mereka sudah mempunyai pangsa pasar yang telah dipunyai sejak pabrik tersebut masih berada di negeri mereka. Dengan adanya AFTA perusahaan mereka tidak akan banyak dirugikan, bahkan akan terbukanya pasaran baru.
3. Perusahaan Konglomerat Indonesia.
Perusahaan konglomerat Indonesia pada satu dasawarsa ini tumbuh dengan pesat, dan menunjukkan kemampuannya bersaing di dalam negeri. Mereka kini mempunyai cukup banyak modal untuk mempekerjakan tenaga profesional yang nantinya mampu membawa perusahaan-perusahaan tersebut kepada perbaikan efisien kerja, peningkatan produktifitas dan perluasan pemasarannya. Keberhasilan mereka mendapatkan pinjaman modal ke luar negeri, tidak jarang disebabkan oleh hubungan darah dan budaya. Karena sampai saat ini perusahaan konglomerat ini didominasi oleh kelompok keturunan China.
Kelompok inilah yang kiranya mempunyai peluang dan daya saing yang besar untuk dapat memanfaatkan AFTA dengan baik.
4. Perusahaan-perusahaan BUMN.
Kelompk BUMN ini mempunyai ciri khusus pula, sebagai perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh negara. Pada umumnya perusahaan ini pernah mempunyai modal yang besar, memiliki fasilitas-fasilitas khusus tetapi juga dibebani oleh dengan misi tertentu, dan birokrasi serta peraturan-peraturan yang menyebabkan mereka bergerak lincah. Sehingga menjadikan BUMN sulit untuk bersaing dalam era perdagangan bebas.
Disamping itu dalam praktek masih terlihat bahwa pimpinan BUMN biasanya dipilih dari kalangan pegawai atau politisi ABRI yang belum berpengalaman, sehingga mengurangi kelincahannya bersaing dalam pasar bebas terutama di arena Internasional.
5. Perusahaan-perusahaan Menengah.
Kelompok perusahaan ini mungkin kalau dibandingkan dengan perusahaan luar negeri sebenarnya masih tergolong perusahaan kecil. Di dalam pembahasan makalah ini, yang disebut sebagai perusahaan menengah adalah perusahaan swasta kecil yang telah mampu berkembang sukses secara mandiri dan kelangsungan hidupnya sudah lebih terjamin. Tumbuhnya perusahaan ini disebabkan oleh profesionalisme yang dilaksanakan oleh para manajer perusahaan sebagai hasil pendidikan tinggi dan keterampilan yang diperolehnya dari perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri, dan ditambah lagi dari latihan serta pengalaman yang diperoleh dari perusahaan-perusahaan Multi Nasioanal Asing.
Kelompok perusahaan inilah yang mempunyau potensi besar meningkatkan dya saing dalam perdagangan imternasional. Bantuan pemerintah dan kalangan perbankan ataupun partner baru untuk menguatkan usaha-usaha mengengah ini sangat perlu. Dengan pembinaan yang tepat mereka akan mampu bersaing dalam arena AFTA.
6. Perusahaan Kecil.
Menjamurnya perusahaan kecil ini adalah akibat dari deregulasi serta bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Semangat wirausahawan ini banyak ditunjang dengan meningkatknya ekspor Indonesia serta perbaikan taraf hidup rakyatnya. Perusahaan ini ditandai oleh ciri-ciri khas : modal yang sangat kecil, profesionalitas yang kurang dan kehidupan yang tidak lenggeng, Rata-rata penghasilannya (omzet) di bawah satu milyar pertahun. Mereka mempunyai pangsa pasar yang terbatas dan daya saingnya masih sangat rendah. Namun disisi lain mereka mempunyai keunggulan comparative dalam bentuk simber daya manusia dan bahan baku yang murah, sehingga mampu menghasilkan produk murah dan mutu menengah ke bawah.
Untuk membina kelompok perusahaan ini, diperlukan bantuan kredit murah, pendidikan keterampilan, forum untuk belajar manajemen dengan bertukar pengalaman dengan pakar bisnis serta bantuan lainnya seperti pameran, misi dagang yang sebenarnya telah diprakarsai oleh pemerintah. Perananan Bapak Angkat hendaknya tidak dibatasi pada bantuan keuangan saja. Perusahaan ini membutuhkan juga panutan manajemen, desain yang mutakhir dan laris, suplai bahan baku yang bermutu dan teknologi yang lebih baik. Semuanya ini kiranya dapat disediakan oleh Bapak Angkat yang tepat.
Tuesday, June 9, 2009
KUNCI SUKSES USAHA
William A. Ward pernah berkata, "Ada empat langkah mencapai sukses, yakni perencanaan yang tepat, persiapan yang matang, pelaksanaan yang baik, dan tidak mudah menyerah." Gunakan falsafah Ward ini agar sukses. Perinciannya sbb:
1. Ikuti perkembangan jaman.
Bergabunglah dalam organisasi yang berkaitan dengan bisnis Anda. Banyak membaca dan gali informasi sebanyak mungkin. Internet akan banyak membantu Anda.
2. Buat rencana keuangan.
Catat semua pemasukan dan pengeluaran setiap harinya. Buat target jangka pendek dan jangka panjang. Jangan pernah menyerahkan kondisi keuangan pada nasib. Perhitungkan dengan matang.
3.Perkirakan aliran uang tunai.
Anda harus bisa memperkirakan aliran uang tunai, paling tidak tiga bulan ke depan. Jangan membuat anggarkan pengeluaran yang lebih besar dari itu.
4. Bentuk dewan penasehat atau cari tenaga ahli, untuk memberi ide, saran atau kritik terhadap Anda dan produk yang ditawarkan. Mereka bisa berupa teman-teman atau anggota keluarga yang dipercaya.
5. Jaga keseimbangan antara kerja, santai, dan keluarga.
Tak perlu ngoyo, karena sesuatu yang dikerjakan dengan ngoyo, hasilnya tak akan maksimal. Lagi pula, badan dan otak butuh istirahat.
6. Kembangkan jaringan (network).
Tak ada salahnya berkenalan dan bergaul dengan orang-orang yang berhubungan atau bisa mendukung bisnis Anda. Siapa tahu ada ide yang bisa digali.
8. Disiplin/motivasi.
Aspek terberat dalam menjalankan usaha sendiri adalah disiplin atau motivasi untuk bekerja secara teratur. Untuk mengatasinya, buatlah daftar apa saja yang harus dikerjakan hari ini dan esok. Tentukan target yang harus dicapai dalam minggu ini.
9. Selalu waspada dan siap.
Rajin-rajin melakukan evaluasi terhadap pasar, produk dan sistem pemasaran. Kalau perlu, ubah cara kerja agar lebih efisien. Perbaiki cara pemasaran atau kualitas produk.
10. Cintai pekerjaan Anda.
Bagaimana akan sukses, jika Anda tak punya sense of belongin pada pekerjaan dan produk yang dihasilkan. Cintai pekerjaan dan produksi sendiri, dan uang akan mengikuti Anda.
11. Jangan mudah menyerah.
Para pengusaha sukses pun pernah mengalami kegagalan. Jika ingin cepat berhasil, segeralah bangkit dan belajar dari kegagalan. Jangan bersedih terlalu lama, apalagi menyerah.
12 Langkah Memulai Usaha
Berniat membuka usaha sendiri, tapi bingung harus mulai darimana? Memang tak mudah untuk memulai usaha, tapi jika Anda bisa menjawab pertanyaan berikut, berarti Anda siap memulainya:
Apakah bidang usaha yang akan digeluti itu cukup potensial?
Bagaimana prospeknya?
Seberapa ketat persaingannya?
Siapa kira-kira yang akan menjadi pesaing usaha tersebut?
Bagaimana cara menghadapinya?
Apa target usaha tersebut?
Bagaimana mencapainya?
Dari segi hukum, apa yang perlu disiapkan?
Apa saja penghalangnya?
Apa nama usaha (perusahaan) itu?
Berapa dana yang dibutuhkan?
Bagaimana memenuhinya?
Dimana usaha tersebut akan dijalankan?
Apakah sudah mempersiapkan kantornya?
Sarana atau peralatan apa yang dibutuhkan?
Bagaimana mendapatkannya?
Apa tersedia asuransi yang memadai?
Apakah Anda sudah memiliki supplier atau pemasok bahan baku?
Sistem manajemen seperti apa yang akan diterapkan?
Siapa yang akan menjalankan operasional usaha sehari-hari?
Berapa karyaan yang dibutuhkan?
Bagaimana sistem pemasaran dan distribusi produk atau jasa yang akan dihasilkan?
Bagaimana agar masyarakat mengenal produk atau jasa yang akan dipasarkan?
Bila tidak bisa menjawab semua pertanyaan itu, maka sebaiknya Anda mengkaji ulang niat membuka usaha sendiri, sampai benar-benar siap.
LANGKAH MEMULAI USAHA SENDIRI
2. Love The Products Or Services
Cintailah Produk anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu melewati masa masa sulit. Antusiasme dan keuletan sebagai pertanda cinta dan keyakinan akan menjadi tulang punggung keberhasilan sebuah usaha yang baru.
3. Learn The Basics Of Business.
Pelajarilah fundamental business. Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuaan dasar untuk business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar – dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik. Carilah –Guru- yang baik.
4. Willing To Take Calculated Risks.
Ambillah resiko. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik – baik akan lebih banyak Memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan -entreprenneur- dengan –manager-. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap –awal- pengembangan perusahaan, dan –manager- dibutuhkan akan mengatur perusahaan yang telah maju.
5. Seek Advice, But Follow Your Belief.
Carilah nasehat dari pekarnya, tapi ikuti kata – kata kita. Entrepreneur selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditagngannya dan dapt diputuskan dengan indera ke enam-nya. Komunikasi yang baik dan kepiawaian menjual. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya. Dan kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengambangkan usaha pada fase itu.
6. Work Hard, 7 Day A Week, 18 Hours A Day
Kerja keras. Ethos Kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard-work and smart-work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua successful start-up butuh workaholics. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bussinessnya. Me-lamun-kan dan memimpikan kerjanya.
7. Make Friends As Much As Possible
Bertemanlah sebanyak banyaknya. Pada harga dan kwalitas yang sama orang membeli dari temannya, pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasehat, membantu menolong pada masa sulit.
8. Deal With Failures
Hadapi kegagalan. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak –mematikan-. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bila mana itu sampai terjadi, bersiaplah dan hadapilah!.
9. Just Do It, Now!
Lakukanlah sekarang juga. Bila anda telah siap, lakukanlah sekarrang juga. Manager selalu melakukan : READY-AIM-SHOOT,tetapi entrepreneur sejati akan melakukan READY-SHOOT-AIM!. Putuskan dan kerjakan sekarang, karena besok bukanlah milik kita
Kriteria Pelayanan Publik Yang Baik
1. Tangiable, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil, dan komunikasi;
2. Reliable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan layanan yang dijanjikan dengan tepat;
3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab terhadap mutu layanan yang diberikan;
4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan, dan keterampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan layanan;
5. Courtesey, Sikap atau perilaku ramah tamah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan konsumen, serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi;
6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat;
7. Security, Jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin bebas dari berbagai bahaya dan resiko;
8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan;
9. Communication, kemauan pemberi layanan untuk mendengarkan suara, keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru kepada masyarakat;
10. Understanding The Customer, Melakukan segala usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan;
Lembaga Administrasi Negara (1998) membuat beberapa kriteria pelayanan publik yang baik, antara lain meliputi, kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, kemauan, keterbukaan, efisiensi, ekonomis, dan keadilan yang merata, ketepatan waktu, serta kriteria kuantitatif. Hatry (dalam Widodo, 2001:277) lebih merinci mengenai prosedur untuk mengukur kualitas pelayanan. Walaupun diakui bahwa untuk melakukan pengukuran kualitas pelayanan banyak dihadapkan kepada banyak masalah dan hambatan (obstacle), terutama berkaitan dengan keyakinan bahwa kualitas pelayanan tidak dapat diukur secara tepat dan reliable. Keyakinan ini tentu saja benar bahwa tidak semua aspek dari kualitas layanan dapat diukur secara lengkap untuk setiap program sebagaimana dapat diukur secara lengkap untuk setiap program sebagaimana apa yang dikemukakan oleh Hatry (dalam Widodo, 2001:277), “That not all aspects of service quality can be measured perfectly for any programme”, namun demikian terdapat teknik untuk melakukan pengukuran kualitas dari setiap aspek program pelayanan pemerintah. Setidaknya terdapat tiga kunci untuk melakukan pengukuran, yaitu:
1. How to Measure service quality realibly at specific point in time;
2. How to determine the extent to which the agency programme has caused the measured service quality (that is, would the result have accured without that agency programme?);
3. How to assess whether the measured performance is good or bad. This inevitably requires comparison of actual performance with something else.
Sumber ; Widodo :2001
Pembahasan Tugas Tentang Proses Grinding
Pada percobaan ini pertama kali dilakukan proses grinding yaitu proses penghancuran, pengecilan, serta penghalusan ukuran partikel zat padat agar didapat zat padat dengan ukuran yang lebih halus dengan menggunakan mesin penghancur. Percobaan ini menggunakan bahan beras. Beras tersebut ditimbang sebanyak 1 kg. Setelah ditimbang dimasukan pada mesin penghancur (grinding) secara perlahan-lahan atau tahap demi tahap agar mesin tidak macet. Pada bagian bawah mesin telah dipasang kantong plastik untuk menampung beras yang telah dihaluskan. Di dalam mesin tersebut beras digiling sampai halus (menjadi tepung). Umpan di dalam mesin grinding mendapatkan proses pukulan dan tekanan sehingga menjadi ukuran yang lebih halus yang kemudian disaring. Mesin tersebut juga dilengkapi saringan tersendiri yang ukurannya kurang lebih 1 mm maka beras yang ukurannya kurang dari 1 mm akan lolos keluar dari saringan dan beras yang lolos dari proses penggilingan akan tetap tertahan pada saringan. Hasil grinding didapat beras halus sebanyak 600 gram, lalu dibagi tiga untuk proses selanjutnya.
Setelah dilakukan grinding, selanjutnya beras yang halus diayak (sizing). Proses sizing yaitu proses penyamarataan ukuran dalam ayakan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki sehingga ukuran partikel menjadi homogen. Ayakan yang digunakan mempunyai dua ukuran yaitu ukuran panjang dan mesh number (jumlah lubang dalam 1 inchi). Seperangkat ayak standar disusun secara deret dalam suatu tumpukan, dimana beras yang dianalisis dimasukkan ke dalam ayak yang paling atas. Terdapat empat ayakan yang tesusun dari yang paling besar sampai paling rapat dengan ukuran sebagai berikut: D1 = 20 mesh / 0,850 mm; D2 = 60 mesh / 0,25 mm; D3 = 80 mesh / 0,18mm; D4 = 100 mesh / 0,15 mm. Beras diayak dalam tiga variasi waktu yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Partikel yang tertahan pada setiap ayak dikumpulkan dan ditimbang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses grinding yaitu pemecah atau penggiling yang ideal harus:
1. Mempunyai kapasitas besar.
2. Memerlukan masukan daya yang kecil persatuan hasil.
3. Menghasilkan hasil dengan satu ukuran tertentu atau dengan distribusi ukuran tertentu dengan yang dikehendaki.
4. Hasilnya dapat dikeluarkan secepat mungkin setelah partikel mencapai ukuran yang dikehendaki.
5. Bahan-bahan yang tidak dapat pecah tidak masuk mesin.
6. Dalam pemecah dan penghalusan bahan-bahan mempunyai titik beku rendah dan memiliki kepekaan terhadap kalor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sizing adalah:
1. Interfensi oleh hamparan terhadap gesekan masing-masing partikel.
2. Kohesi antara partikel satu sama lain.
3. Adhesi terhadap permukaan ayakan.
4. Kemencengan arah tumbukan partikel pada permukaan ayakan.
Hasil dari percobaan dengan tiga bagian beras dalam waktu yang berbeda pada saat pengayakan diperoleh Dp akhir untuk waktu pengayakan 5 menit 680 m dengan W sebesar 3,075 kW/ton jam , waktu pengayakan 10 menit 700 m dengan W sebesar 3,094 kW/ton jam dan untuk pengayakan 15 menit 720 m dengan W sebesar 3,038 kW/ton jam.
Proses grinding dan sizing banyak digunakan dalam industri diantaranya proses penghancuran batu kapur, industri besi dan baja, pembuatan tepung, pembuatan obat-obatan.
KESIMPULAN
Proses grinding yaitu proses penghancuran, pengecilan, serta penghalusan ukuran partikel zat padat agar didapat zat padat dengan ukuran yang lebih halus.
Proses Sizing yaitu proses penyamarataan ukuran dalam ayakan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki sehingga ukuran partikel menjadi homogen.
Semakin besar ukuran mesh pada ayakan maka semakin kecil ukuran diameter partikel yang dapat lolos. Semakin kecil ukuran mesh pada ayakan maka semakin besar partikel yang tertahan pada ayakan. Energi pada saat pengayakan selama 10 menit lebih besar daripada pada saat pengayakan 5 atau 15 menit. Semakin lama pengayakan maka akan didapatkan Dp akhir yang semakin besar.
Tuesday, June 2, 2009
Adsense Camp Benar-Benar Terbukti Membayar...
Kemarin sempet kutanyakan rekening apa yang terbaik untuk transfernya dan dengan ramahnya Customer servisenya bilang " Silahkan pa...Anda bisa menggunakan BCA", Akhirnya kubuat rekening BCAku dan Itung2 buat verifikasi Paypal nantinya....
Sok Atuh Buruan yang punya blog dan belum didaftarin di adsense Camp, daftar disini aja OK
Diklik aja Banner nya...pasang deh..di blogmu, tampilannya Okeh,,,,kyk di Blog ini, yg ada tulisan OUR Sponsornya........Meski Kecil tapi yang ini kan pasti, sapa tau kalo trafiknya tinggi, bisa 150 klik/hari...= 45000/hari=Rp. 1.350.000,- lumayan kan, itung2 buat gaji nulis di blog
Tentang Office 2010, Buruan! Cari tau kelebihannya sebelum Booming
1. Office 2010 has Screenshot Capture, ituloh fasilitas yang memungkinkan meng capture gambar
2. Fasilitas Removal Background, keren nih..jadi bisa dengan gampang hapus background yg ada di shape, dll
3. Revamped Print Option, kalau yang ini gw kurang tau persis, letaknya ada di Opsional untuk print.
4. Fasilitas Auto Permision yang lebih baik (untuk Sekuriti/keamanan)
5. Tampilan button yang lebih menarik
6. SMArt Templates yang lebih baik
7. Proteksi mode ketika seseorang membuka file dari sebuah situs di internet.
Dan masih banyak yang lainnya, untuk mendapatkan produk ini….kapan yah di launching, tunggu pengumuman berikutnya….or jangan2 dah launching……
Materi Kuliah Tentang MOBILISASI PASIF
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, teratur untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat menuju kemandirian
Mobilisasi :
1. Aktif
Yaitu latihan pada tulang dan sendi yang dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan perawata atau keluarga
2. Pasif
Mobilisasi pasif adalah latihan yang diberikan pada klien yang mengalami kelemahan otot lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang dan sendi dimana klien tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga. Mobilisasi Pasif ini sebaiknya dilakukan sejak hari pertama klien tidak diperkenankan meninggalkan tempat tidur atau klien yang jarang bergerak sehingga terjadi kekakuan pada otot, maka dalam hal ini dilakukan mobilisasi pasif
B. Manfaat Mobilisasi
Memelihara fleksibilitas dari tulang dan sendi
Menjaga agar tidak terjadi kerapuhan tulang
Meningkatkan kekuatan otot
C. Hal – Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Mobilisasi
Perhatikan keadaan umum penderita, apakah merasa kelelahan, pusing atau kecapaian
Pastikan cincin dan perhiasan dilepas untuk menghindari terjadinya pembengkakan dan luka
Pastikan pakaian dalam keadaan longgar
Jangan lakukan pada penderita patah tulang
Jangan lakukan latihan fisik segera setelah penderita makan
Gunakan gerakan badan yang benar untuk menghindari ketegangan atau luka pada penderita
Gunakan kekuatan dengan pegangan yang nyaman ketika melakukan latihan
Gerakan bagian tubuh dengan lancar, pelan dan berirama
Hindari gerakan yang terlalu sulit
Jika kejang pada saat latihan, hentikan
Jika terjadi kekakuan tekan pada daerah yang kaku, teruskan latihan dengan perlahan
D. Gerakan – gerakan Mobilisasi
1. Pergerakan bahu
Pegang pergerakan tangan dan siku penderita, lalu angkat selebar bahu, putar ke luar dan ke dalam
Angkat tangan gerakan ke atas kepala dengan di bengkokan, lalu kembali ke posisi awal
Gerakan tangan dengan mendekatkan lengan kearah badan, hingga menjangkau tangan yang lain
2. Pergerakan siku
Buat sudut 90 0 pada siku lalu gerakan lengan keatas dan ke bawah dengan membuat gerakan setengah lingkaran
Gerakan lengan dengan menekuk siku sampai ke dekat dagu
3. Pergerakan tangan
Pegang tangan pasien seperti bersalaman, lalu putar pergelangan tangan
Gerakan tangan sambil menekuk tangan ke bawah
Gerakan tangan sambil menekuk tangan keatas
4. Pergerakan jari tangan
Putar jari tangan satu persatu
Pada ibu jari lakukan pergerakan menjauh dan mendekat dari jari telunjuk, lalu dekatkan pada jari – jari yang lain.
5. Pergerakan kaki
Pegang pergelangan kaki dan bawah lutut kaki lalu angkat sampai 30 o lalu putar
Gerakan lutut dengan menekuknya sampai 90 o
Angkat kaki lalu dekatkan kekaki yang satu kemudian gerakan menjauh
Putar kaki ke dalm dan ke luar
Lakukan penekanan pada telapak kaki keluar dan kedalam
Jari kaki di tekuk – tekuk lalu di putar
6. Pergerakan Leher
Pegang pipi pasien lalu gerakan kekiri dan kekanan
Gerakan leher menekuk kedepan dan kebelakang
Sumber : Erb, Kozier, Olivier. 1997. Fundamental Of Nursing, Consept, Process and Practice, Fourth Edition, Addison Wesley, St Louis
SAP Kurangnya pengetahuan mengenai tromboemboli
Pokok Bahasan : Kelainan nifas
Sub Pokok Bahasan : tromboemboli
Sasaran : Ibu- ibu nifas
Waktu : 15 menit
Pertemuan Ke : 1 (satu)
Nama Penyuluh : Kelompok III
Tanggal : 27 Mei 2009
Tempat : Poli kandungan RSHS Bandung
I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan sasaran mampu memahami tentang tromboemboli
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, sasaran dapat :
A. Menjelaskan pengertian tromboemboli
B. Menjelaskan tromboplebitis pada tungkai
C. Menyebutkan factor penyebab tromboplebitis pada tungkai
D. Menyebutkan factor pendukung tromboplebitis pada tungkai
E. Menyebutkan tanda dan gejala tromboplebitis pada tungkai
F. Menjelaskan cara mencegah tromboplebitis pada tungkai
G. Menjelaskan cara penanganan tromboplebitis pada tungkai
III. Materi Penyuluhan
A. Pengertian tromboemboli
B. Pengertian tromboplebitis pada tungkai
C. Factor penyebab tromboplebitis pada tungkai
D. Factor pendukung tromboplebitis pada tungkai
E. Tanda dan gejala tromboplebitis pada tungkai
F. Cara mencegah tromboplebitis pada tungkai
G. Cara penanganan tromboplebitis pada tungkai
IV. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Metode : Ceramah, dan tanya jawab
B. Langkah-langkah kegiatan :
1. Pra pembelajaran
a. Mempersiapkan materi, media dan tempat
b. Memberi salam
c. Perkenalan
d. Melakukan kontrak waktu
2. Membuka pembelajaran
a. Apersepsi
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran
c. Menjelaskan pokok bahasan
3. Kegiatan inti
a. Menjelaskan pengertian tromboemboli
b. Menjelaskan pengertian tromboplebitis pada tungkai
c. Menjelaskan factor penyebab tromboplebitis pada tungkai
d. Menjelaskan factor pendukung tromboplebitis pada tungkai
e. Menjelaskan tanda dan gejala tromboplebitis pada tungkai
f. Menjelaskan cara mencegah tromboplebitis
g. Menjelaskan cara penanganan tromboplebitis pada tungkai
h. Melakukan tes lisan selama kegiatan berlangsung
4. Kegiatan penutup
a. Menyimpulkan materi yang disampaikan
b. Mengucapkan terima kasih
c. Memberi salam
V. Media dan Sumber
A. Media : Leaflet
B. Sumber :
Prawirohardjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono prawirohardjo
Prawiroharjdo, Sarwono. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. : Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawiroharjdo
VI. Evaluasi
A. Prosedur : Selama proses berlangsung
B. Jenis tes : Lisan
C. Bentuk : Tanya jawab
1. Jelaskan pengertian tromboemboli
2. Jelaskan pengertian tromboplebitis pada tungkai
3. Sebutkan faktor penyebab tromboplebitis pada tungkai
4. Sebutkan faktor pendukung tromboplebitis pada tungkai
5. Sebutkan tanda dan gejala tromboplebitis pada tungkai
6. Jelaskan cara mencegah terjadinya tromboplebitis pada tungkai
7. Jelaskan penanganan tromboplebitis pada tungkai
VII. Lampiran Materi
A. Pengertian
Tromboemboli adalah kelainan pada masa nifas yaitu masa setelah melahirkan dimana terjadi sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh adanya darah yang membeku
B. Pengertian tromboplebitis pada tungkai
Adalah kelanjutan dari tromboemboli yang sudah mengalami peradangan
C. Faktor penyebab tromboplebitis pada tungkai
1. Perubahan susunan darah
2. Perubahan laju peredaran darah
3. Adanya pembekuan darah
D. Factor pendukung tromboplebitis pada tungkai
1. Kurangnya aktivitas pada ibu ketika hamil dan setelah melahirkan
2. Dilakukan pembedahan (operasi saat melahirkan )
3. Usia lanjut
4. Adanya varises
5. Multi parital (sering melahirkan)
6. Infeksi nifas (infeksi setelah melahirkan )
E. Tanda dan gejala tromboplebitis pada tungkai
1. Keadaan umum tetap baik, suhu badan meningkat yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali
2. Nyeri pada kaki ketika berjalan
3. Kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas
4. Kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri dan dingin
5. Nyeri pada betis (belakang tungkai) yang dapat terjadi secara spontan atau dengan memijit betis dengan menekan telapak kaki kearah belakang tubuh
F. Cara mencegah terjadinya tromboplebitis pada tungkkai
1. Lakukan aktivitas secara bertahap
2. Lakukan senam nifas setiap hari selama 6 minggu
G. Penanganan jika telah terjadi tromboplebitis pada tungkai
1. Kaki ditinggikan untuk mengurangi pembengkakan
2. Setelah melakukan gerak pada kaki hendaknya tetap dibalut elastic atau memakai kaos kaki panjang yang elastic selama mungkin
3. Kompres hangat pada kaki